Hei...Aga Kareba Cika..Cappo..Cikaliku"

ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU

Kalau singgahq'' disini tulis2q sedikit di Ma'' Bici-Bici di'' supaya saya tau bahwa anda pernah masuk disini
terima kasih atas kunjungan ta''...!!!

Apakah Anda Percaya ????????

Ide tulisan singkat ini, dimulai ketika saya membutuhkan kumpulan ide, pikiran, impian, lamunan, analisa dan renungan saya secara pribadi dan independen.

Saya yakin...
Sebuah IMPIAN mampu MEMBERI SEMANGAT
Sebuah IDE mampu MENGUBAH DUNIA
Sebuah LANGKAH mampu MENGELILINGI DUNIA
Sebuah TULISAN mampu MENGUKIR SEJARAH

Saya percaya, anda yang sedang membaca tulisan ini adalah bagian dari hidup saya secara pribadi, karena tidak ada yang kebetulan...anda ditarik oleh sebuah hokum alam...yang secara alami tidak anda sadari...Saya percaya, bahwa ALLAH berkomunikasi melalui perantaraan manusia dan melalui keadaan di sekitar kita...Saya yakin, jika anda tersenyum pada saat ini juga, maka anda akan dapat menikmati hari ini dengan hati yang lebih baik dan lebih positif dan saya percaya saat ini anda akan mencoba tersenyum bukan ???
Untuk itu, jika ada manfaat yang didapatkan itulah tujuannya namun jika masih ada salah dan khilaf, sebelumnya saya secara pribadi memohon maaf.
Sekali lagi terima kasih...Sobatku...anda begitu berharga...anda adalah orang yang luar biasa dan sebuah hasil maha karya dari ALLAH "The Creator".

Marilah kita bersama-sama berusaha, bermitra dan saling dukung serta saling mengembangkan diri untuk mewujudkan impian dan harapan kita menjadi kenyataan.

selamat membaca n'' terima kasih atas kunjungannya.

06 Maret, 2008

“Jadi Presiden Dulu Lah...”

Satu hal yang membuat kami, sebagai perangkat Presiden, nyaman dalam menjalankan tugas, adalah karena Presiden SBY orang yang selalu bekerja berdasarkan sistem. Artinya, beliau adalah seorang konstitusionalis, dan menghormati undang-undang dan aturan hukum yang berlaku. Dalam bahasa populernya, orang “yang lurus-lurus aja.”
Kalau semua lembaga negara dan pejabat negara menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan perundangan, rasanya kita tak perlu risau, pasti negara akan maju. Karena dari segi sistem dan aturan hukum, boleh dikata semua sudah tersedia, walau mungkin belum sempurna betul. Tapi kita tak perlu menunggu kesempurnaan untuk bertindak secara benar. Karena kita manusia, bukan malaikat, bukan pula Tuhan.
Begitu pula dalam pencalonan pejabat negara, misalnya yang sedang ramai saat ini, yaitu calon Gubernur Bank Indonesia. Undang-undang telah mengatur dengan jelas bahwa Gubernur BI “diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.” Syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai Gubernur BI pun telah dinyatakan dengan tegas dalam UU, yaitu: a) warga negara Indonesia; b) memiliki integritas, akhlak, dan moral yang tinggi; c) memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, perbankan, atau hukum. Yang menarik, tidak ada tercantum dalam UU bahwa salah satu atau semua calon harus “orang dalam” BI.

Kolom Kilometer 0,0
Jakarta | Senin, 03 Mar 2008

by : Andi A. Mallarangeng


Presiden SBY telah menunaikan tugasnya dengan mengusulkan dua orang calon, yang menurut penilaiannya adalah yang terbaik sekarang ini, sesuai dengan persyaratan UU. Nah, tugas DPR lah untuk menguji apakah kedua calon tersebut telah sesuai dengan ketentuan perundangan, sekaligus kecakapannya untuk mengemban tugas sebagai Gubernur BI. Dewan juga bertugas untuk menentukan siapa yang terbaik di antara mereka. Untuk keperluan itu, Dewan melakukan fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon.
Apakah DPR berhak menolak kedua calon? Tentu saja, kalau Dewan mempunyai alasan yang kuat untuk menolaknya, yaitu kegagalan semua calon memenuhi persyaratan UU. Tentunya berdasarkan fit and proper test yang dilakukan Dewan. Menjadi janggal jika kedua calon belum menjalani fit and proper test tapi Dewan langsung menolaknya begitu saja. Sama saja menghakimi mereka tanpa “proses hukum.”
Adalah biasa dalam demokrasi jika ada orang yang berpendapat bahwa “si ini” atau “si itu” pantas diusulkan sebagai calon Gubernur BI. Tapi harap diingat, pada akhirnya Presidenlah yang mencalonkan. Bukan yang lain. Menolak kedua calon hanya karena calon yang “dijagokannya” tidak diusulkan oleh Presiden sama saja ingin mencampuri kewenangan Presiden dalam mencalonkan.
Sementara itu, Presiden SBY sama sekali tidak berniat mencampuri kewenangan DPR untuk melakukan fit and proper test terhadap kedua calon. Apapun hasilnya akan diterima oleh Presiden.
Inilah yang dinamakan sistem checks and balances dalam demokrasi. Masing-masing lembaga negara menjalankan tugas dan fungsinya sesuai aturan perundangan yang berlaku. Menciptakan keseimbangan tapi tak saling mencampuri. Presiden mencalonkan, DPR melakukan fit and proper test. Apa pun hasilnya diterima oleh Presiden. Dalam pada itu, jajaran BI tetap menjalankan tugasnya secara profesional, dan tak perlu terlibat dalam urusan pencalonan maupun fit and proper test.
Negeri ini terasa lebih indah jika semua pihak menjalan tugas dan saling menghargai fungsi masing-masing. Tapi jika sudah dijelaskan begini, dan masih juga ada yang mau mencampuri kewenangan Presiden dalam mencalonkan, hanya ini yang bisa saya katakan: “Jadi Presiden dulu lah...”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pada Idi" Cappo"....

“AYAT KURSY”


ALLOHU LAA ILLAHA ‘ILLA HUWAL HAY-YUL QOY-YUM – LAATA’ CHUDZUHUU SINATUW WALAA NAUM – LAHUU MAA FIS SAMAAWATI WAMAA FIL ARDH – MAN DZAL-LADZII YASFA’U ‘INDAHUU ILLAA BI-IDZNIH – YA’ LAMU MAA BAINA AIDIHIIM WAMAA CHOLFAHUM – WALLA YUHIITHUUNA BISYAI-IM MIN ‘ILMIHII ILLAA BIMAASYAA – WASI-A KURSIY-YUHUS SAMAAWAATI WAL ARDH – WALAA YA-UUDUHUU HIFZHUHUUMAA WA HUWAL ALII-YUL ‘AZHIIM.

AL QUR’AN HARI INI KATA “BIDADARI”

BIDADARI

TERDIRI ATAS 6 SURAH, 10 AYAT DAN 18 KATA

37:48. Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,

38:52. Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.

44:54. demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.

52:20. mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.

55:56. Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.

55:58. Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.

55:70. Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.

55:72. (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.

56:22. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli,

56:35. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,

Kirim info, kareba n Agi-agi tu mai.....

irsalmahmud@yahoo.com

facebook : irsalmahmud

ditunggu ya..beritanya