Hei...Aga Kareba Cika..Cappo..Cikaliku"

ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU

Kalau singgahq'' disini tulis2q sedikit di Ma'' Bici-Bici di'' supaya saya tau bahwa anda pernah masuk disini
terima kasih atas kunjungan ta''...!!!

Apakah Anda Percaya ????????

Ide tulisan singkat ini, dimulai ketika saya membutuhkan kumpulan ide, pikiran, impian, lamunan, analisa dan renungan saya secara pribadi dan independen.

Saya yakin...
Sebuah IMPIAN mampu MEMBERI SEMANGAT
Sebuah IDE mampu MENGUBAH DUNIA
Sebuah LANGKAH mampu MENGELILINGI DUNIA
Sebuah TULISAN mampu MENGUKIR SEJARAH

Saya percaya, anda yang sedang membaca tulisan ini adalah bagian dari hidup saya secara pribadi, karena tidak ada yang kebetulan...anda ditarik oleh sebuah hokum alam...yang secara alami tidak anda sadari...Saya percaya, bahwa ALLAH berkomunikasi melalui perantaraan manusia dan melalui keadaan di sekitar kita...Saya yakin, jika anda tersenyum pada saat ini juga, maka anda akan dapat menikmati hari ini dengan hati yang lebih baik dan lebih positif dan saya percaya saat ini anda akan mencoba tersenyum bukan ???
Untuk itu, jika ada manfaat yang didapatkan itulah tujuannya namun jika masih ada salah dan khilaf, sebelumnya saya secara pribadi memohon maaf.
Sekali lagi terima kasih...Sobatku...anda begitu berharga...anda adalah orang yang luar biasa dan sebuah hasil maha karya dari ALLAH "The Creator".

Marilah kita bersama-sama berusaha, bermitra dan saling dukung serta saling mengembangkan diri untuk mewujudkan impian dan harapan kita menjadi kenyataan.

selamat membaca n'' terima kasih atas kunjungannya.

26 Agustus, 2007

SEJARAH KABUPATEN BONE


Kecamatan di Kab. Bone
1. Bontocani
2. Kahu
3. Kajuara
4. Salomekko
5. Tonra
6. Patimpeng
7. Libureng
8. Mare
9. Sibulue
10. Cina
11. Barebbo
12. Ponre
13. Lappariaja
14. Lamuru
15. Tellu Limpoe
16. Bengo
17. Ulaweng
18. Palakka
19. Awangpone
20. Tellu Siattinge
21. Amali
22. Ajangale
23. Dua Boccoe
24. Cenrana
25. Tanete Riattang Barat
26. Tanete Riattang
27. Tanete Riattang Ti

SEJARAH KABUPATEN BONE


Sejarah mencatat bahwa Bone merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone yang dalam catatan sejarah didirikan oleh ManurungngE Rimatajang pada tahun 1330, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng Serang Datu Mario Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta Torisompae Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17 (A. Sultan Kasim,2002). Kebesaran kerajaan Bone tersebut dapat memberi pelajaran dan hikmah yang memadai bagi masyarakat Bone saat ini dalam rangka menjawab dinamika pembangunan dan perubahan-perubahan sosial, perubahan ekonomi, pergeseran budaya serta dalam menghadapi kecenderungan yang bersifat global. Belajar dan mengambil hikmah dari sejarah kerajaan Bone pada masa lalu minimal terdapat tiga hal yang bersifat mendasar untuk diaktualisasikan dan dihidupkan kembali karena memiliki persesuaian dengan kebutuhan masyarakat Bone dalam upaya menata kehidupan kearah yang lebih baik.Ketiga hal yang dimaksud adalah :Pertama, pelajaran dan hikmah dalam bidang politik dan tata pemerintahan. Dalam hubungannya dengan bidang ini, sistem kerajaan Bone pada masa lalu sangat menjunjung tinggi kedaulatan rakyat atau dalam terminology politik modern dikenal dengan istilah demokrasi. Ini dibuktikan dengan penerapan representasi kepentingan rakyat melalui lembaga perwakilan mereka di dalam dewan adat yang disebut "ade pitue", yaitu tujuh orang pejabat adat yang bertindak sebagai penasehat raja. Segala sesuatu yang terjadi dalam kerajaan dimusyawarahkan oleh ade pitue dan hasil keputusan musyawarah disampaikan kepada raja untuk dilaksanakan.Selain itu di dalam penyelanggaraan pemerintahan sangat mengedepankan azas kemanusiaan dan musyawarah. Prinsip ini berasal dari pesan Kajaolaliddong seorang cerdik cendikia Bone yang hidup pada tahun 1507-1586 yang pernah disampaikan kepada Raja Bone seperti yang dikemukakan oleh Wiwiek P . Yoesoep (1982 : 10) bahwa terdapat empat faktor yang membesarkan kerajaan yaitu:


1. Seuwani, Temmatinroi matanna Arung MangkauE mitai munrinna gauE (Mata Raja tak terpejam memikirkan akibat segala perbuatan).
2. Maduanna, Maccapi Arung MangkauE duppai ada' (Raja harus pintar menjawab kata-kata).
3. Matellunna, Maccapi Arung MangkauE mpinru ada' (Raja harus pintar membuat kata-kata atau jawaban).
4. Maeppa'na, Tettakalupai surona mpawa ada tongeng (Duta tidak lupa menyampaikan kata-kata yang benar).


Pesan Kajaolaliddong ini antara lain dapat diinterpretasikan ke dalam pemaknaan yang mendalam bagi seorang raja betapa pentingnya perasaan, pikiran dan kehendak rakyat dipahami dan disikapi.Kedua, yang menjadi pelajaran dan hikmah dari sejarah Bone terletak pada pandangan yang meletakkan kerjasama dengan daerah lain, dan pendekatan diplomasi sebagai bagian penting dari usaha membangun negeri agar menjadi lebih baik.Urgensi terhadap pandangan seperti itu tampak jelas ketika kita menelusuri puncak-puncak kejayaan Bone dimasa lalu.

Kirab Kerajaan Bone


Dan sebagai bentuk monumental dari pandangan ini di kenal dalam sejarah akan perjanjian dan ikrar bersama kerajaan Bone, Wajo dan Soppeng yang melahirkan TELLUM POCCOE atau dengan sebutan lain "LaMumpatue Ri Timurung" yang dimaksudkan sebagai upaya memperkuat posisi kerajaan dalam menghadapi tantangan dari luar.Kemudian pelajaran dan hikmah yang ketiga dapat dipetik dari sejarah kerajaan Bone adalah warisan budaya kaya dengan pesan. Pesan kemanusiaan yang mencerminkan kecerdasan manusia Bone pada masa lalu.Banyak refrensi yang bisa dipetik dari sari pati ajaran Islam dalam menghadapi kehidupan, dalam menjawab tantangan pembangunan dan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang semakin cepat. Namun yang terpenting adalah bahwa semangat religiusitas orang Bone dapat menjawab perkembangan zaman dengan segala bentuk perubahan dan dinamikanya. Demikian halnya (kabupaten Bone) potensi yang besar yang dimiliki, yang dapat dimanfaatkan bagi pembangunan demi kemakmuran rakyat. Potensi itu cukup beragam seperti dalam bidang pertanian, perkebunan, kelautan, pariwisata dan potensi lainnya. Demikian masyarakatnya dengan berbagai latar belakang pengalaman dan pendidikan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendorong pelaksanaan pembangunan Bone itu sendiri. Walaupun Bone memiliki warisan sejarah dan budaya yang cukup memadai, potensi sumber daya alam serta dukungan SDM, namun patut digaris bawahi jika saat ini dan untuk perkembangan ke depan Bone akan berhadapan dengan berbagai perubahan dan tantangan pembangunan yang cukup berat. Oleh karena itu diperlukan pemikiran, gagasan dan perencanaan yang tepat dalam mengorganisir warisan sejarah, kekayaan budaya, dan potensi yang dimiliki ke dalam suatu pengelolaan pemerintahan dan pembangunan.



a. Letak WilayahKabupaten Bone sebagai salah satu daerah yang berada dipesisir Timur Sulawesi Selatan memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di Kawasan Timur Indonesia, yang secara administratif terdiri dari 27 Kecamatan, 333 Desa dan 39 Kelurahan, yang letaknya 174 km kearah timur Kota Makassar, berada pada posisi 4° 13’- 506’ Lintang Selatan dan antara 119° 42’-120° 30’ Bujur Timur.b. LuasLuas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km2 dengan rincian lahan sebagai berikut :- Persawahan : 88.449 Ha - Tegalan/Ladang : 120.524 Ha - Tambak/Empang : 11.148 Ha - Perkebunan Negara/Swasta : 43.052,97 Ha - Rutan : 145.073 Ha - Padang rumput dan lainnya : 10.503,48 Hac. Batas Wilayah- Sebelah Utara berbatasan Kabupaten Wajo, Soppeng- Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Sinjai,Gowa - Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone - Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Maros, Pangkep, Barrud. DemografiJumlah penduduk 655.091 jiwa terdiri dari : pria 308.433 jiwa dan wanita 346.658 jiwa dengan kepadatan rata-rata 140 jiwa/km2e. IklimWialayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95% -99% dengan tempratur berkisar 260C – 340%. Pada periode April – September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone.
Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata < 1.750 mm; 1750 – 2000 mm; 2000 – 2500 mm dan 2500 – 3000 mm.
Pada wilayah Kabupatan Bone terdapat juga pengunungan dan pembuktian yangdari celah-celah terdapat aliran sungai. Disekitanya terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisi sebagai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti sungai walenae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulu-bulu, Salomekko, Tobunne dan Sebagai Lekoballo.
Tudang Ade
1.Nama : Upacara Tudang Ade (duduk secara Adat)
2.Tempat pelaksanaan : 108 (seratus delapan) orang
3.Waktu pelaksanaan : 108 (seratus delapan) orang
4.Maksud diadakannya upacara :

a.Memusyawarahkan hal-hal penting yang menyangkut pemerintahan atau permasalahan yang dihadapi oleh kerajaan untuk mencapai kesepakatan dan mufakat. Hal ini menunjukkkan bahwa dalam pemerintahannya Raja Bone tidak bersifat otoriter melainkan Demokrasi, karena Raja senantiasa melibatkan seluruh Dewan Kerajaan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut Kerajaan dan kepentingan Rakyat. Selain itu upacara ini juga menunjukkan bahwa Raja Bone adalah seorang Raja yang murah hati dan ramah terhadap bawahannya dengan menjamu mereka makanan ringan khas kerajaan serta perlu untuk diterima secara adat.

b.Apabila Kerajaan kedatangan tamu resmi dari kerajaan lain dan dianggap perlu untuk diterima secara adat.
5.Unsur pelaksanaan Upacara sebanyak 110 orang
6.Rangkaian Upacara sebagai berikut :

a.Tomarilaleng, Makedang Tana, Ponggawa, Anreguru, Anakarung dan Ade Pitu mengambil tempat yang sudah ditentukan.

b.Arung Palili datang dan mengambil tempat yang sudah ditentukan.

c.Para isteri Ade Pitu dan isteri Bangsawan lain melakukan hal tersebut di atas.

d.Para Joa juga melakukan hal yang sama.

e.Raja dan Permaisuri memasuki ruang pertemuan dan duduk pada tempat yang telah disiapkan.

f.Acara Mappaota, seluruh hadirin disuguhi sirih dan nampak oleh beberapa orang pria untuk tamu pria dan wanita bagi tamu wanita.

g.Arungpone mulai bersabda kemudian terjadi dialog dengan para anggota Dewan Kerajaan dan Para Bangsawan, membicarakan hal penting dalam kerajaan serta mencari jalan pemecahannya melalui musyawarah.

h.
Setelah pembicaraan selesai, dihidangkan minuman dan makanan kecil o1eh parakka' (pe1ayan) sesuai adat dan tata cara kerajaan.

i.Arungpone meninggalkan ruang pertemuan diikuti seluruh peserta ”tudang ade”.

Tari Padduppa
Tari Pajaga Andi
1.Nama : Tari Pajaga Andi
2.Tema :

Tari ini menggambarkan penobatan para putra dan putri Bangsawan Bugis Bone kepada Arungpone (Raja) pada zaman Kerajaan dan dipertunjukkan di dalam Saoraja (Istana Raja Bone)


3.Jenis gerakan :
a.Makkasiwiang (Gerakan penobatan)
b.Akkalabbirang (Penghargaan kepada Raja)
c.Soro Passapu (Adat istiadat Bangsawan)
d.Mappasoro Ajangang (Mengakhiri Tarian)
e.Massimang (Mohon Diri)


4.Kostum dan perhiasan :
a.Baju Tokko (Baju Bodo)
b.Sarung
c.Perhiasan :
- Bangkara (Anting-anting)
- Rante (Kalung)
- Potto (Gelang)
- Mastura (Kalung kecil)
- Saloko (Hiasan Rambut)


5.Alat Peraga :
a.Kipas
b.Selendang


6.Alat Musik :
a.Gendang
b.Gong
c.Parappasa
d.Kancing
e.Bancing


ArrajangE


Selempang Emas Raja

Keris dan Kalewang


Tombak & Senjata Adat

dikutip dari www.bone.go.id/




4 komentar:

  1. Asslamualaikum!!! sekedar perkenalan!!! tabedi,,,

    surya sriyama
    mahasiswa stie yapi bone
    e.surya_stie@yahoo.com
    h.085299712451
    a.kel. macope, kec. awangpone, kab. bone

    BalasHapus
  2. sejarah kecamatan bengo mana???

    BalasHapus
  3. nanti sy carikanq....cappo.....

    BalasHapus
  4. Mungkin bagusnya disertai dengan Sketsanya siloo..

    BalasHapus

Pada Idi" Cappo"....

“AYAT KURSY”


ALLOHU LAA ILLAHA ‘ILLA HUWAL HAY-YUL QOY-YUM – LAATA’ CHUDZUHUU SINATUW WALAA NAUM – LAHUU MAA FIS SAMAAWATI WAMAA FIL ARDH – MAN DZAL-LADZII YASFA’U ‘INDAHUU ILLAA BI-IDZNIH – YA’ LAMU MAA BAINA AIDIHIIM WAMAA CHOLFAHUM – WALLA YUHIITHUUNA BISYAI-IM MIN ‘ILMIHII ILLAA BIMAASYAA – WASI-A KURSIY-YUHUS SAMAAWAATI WAL ARDH – WALAA YA-UUDUHUU HIFZHUHUUMAA WA HUWAL ALII-YUL ‘AZHIIM.

AL QUR’AN HARI INI KATA “BIDADARI”

BIDADARI

TERDIRI ATAS 6 SURAH, 10 AYAT DAN 18 KATA

37:48. Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,

38:52. Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.

44:54. demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.

52:20. mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.

55:56. Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.

55:58. Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.

55:70. Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.

55:72. (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.

56:22. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli,

56:35. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,

Kirim info, kareba n Agi-agi tu mai.....

irsalmahmud@yahoo.com

facebook : irsalmahmud

ditunggu ya..beritanya