Debat Kandidat buat Rakyat

Rumus memilih paling dasar adalah rakyat harus tahu, paham, dan mengerti siapa yang akan dipilih. Tanpa itu, rakyat terancam salah pilih. Kita paham, salah pilih adalah penyakit demokrasi yang kronis. Akibatnya bisa panjang: minimal lima tahun, dengan segala konsekuensinya.



Jika kita sepaham dengan jalan pikiran itu, dalam Pemilihan Presiden 2009 perlu dibangun mekanisme yang memungkinkan rakyat tahu, paham dan mengerti dengan terang dan detail, siapa calon-calonnya dan bagaimana visinya. Bukan slogan, bukan program-program umum, bukan mimpi dan “demagogi”, dan bukan janji-janji yang tidak masuk akal.
Untuk itulah perlu diselenggarakan kampanye dialogis yang memadai. Model kampanye inilah yang memungkinkan rakyat mengetahui persis bagaimana visi, misi, dan program kerja calon, sampai pada detail dan operasionalisasinya dalam pemerintahan. Model ini akan sanggup mengecek, apakah yang disampaikan dalam kampanye itu visi, misi, dan program kerja calon atau sekadar disiapkan untuk sang calon.
Kita boleh iri dengan debat seru dalam kaukus pencalonan Presiden Amerika, baik yang dilakukan Partai Demokrat atau Partai Republik. Jangankan rakyat Amerika, kita pun tahu apa saja isu penting yang dikampanyekan dan diperdebatkan. Artinya, rakyat Amerika beruntung karena mendapatkan informasi utuh tentang sosok dan kemampuan calon presidennya. Tidak beli kucing dalam karung.
Kita bukan Amerika. Tetapi kebutuhan rakyat kita untuk mendapatkan informasi utuh tentang sosok dan kemampuan calon presiden sama dengan rakyat Amerika. Rakyat kita, para pemilih, perlu diberikan fasilitas informasi memadai sebelum menentukan pilihannya di bilik-bilik suara.
Karena itu, dalam Pilpres 2009, salah satu model kampanye dialogis yang dibutuhkan adalah debat antarcalon secara terbuka. Debat ini bisa difasilitasi oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat wajib maupun diselenggarakan oleh pihak-pihak lain, seperti perguruan tinggi, pers, ormas, LSM dan sebagainya, yang bersifat sunnah (dianjurkan).
Debat akan makin bermakna bagi publik jika dilakukan secara head to head untuk semua calon. Tujuannya jelas: biar rakyat bisa menyandingkan dan membandingkan masing-masing calon. Cara inilah yang paling bisa dipertanggungjawabkan: agar rakyat tidak salah pilih.
Rakyat akan senang menyaksikan debat terbuka tentang masa depan bangsa dan negaranya, dan tentang masa depannya sendiri. Rakyat akan tahu persis, ke mana masing-masing calon akan membawa bangsanya. Jika rakyat tidak paham atau sengaja dibikin tidak paham, itu tak beda dengan pembodohan politik. Wallahu a'lam