Ilham Mundur dari PSM

Ketua Umum dan Manajer Umum PSM Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, menyatakan, mundur sebagai manajer umum dan ketua umum tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) itu di musim kompetisi 2008 mendatang.
Ilham, yang juga Wali Kota Makassar, juga mempertimbangkan meletakkan seluruh jabatannya di PSM musim depan setelah Syamsul Haeruddin dkk dipastikan tersingkir dari ajang Liga Djarum Indonesia (LDI) XIII 2007.
"Saya sudah mempertimbangkan dan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi memegang jabatan manajer umum untuk musim depan," kata Ilham kepada Tribun di rumah jabatan Wali Kota Makassar Jl Somba Opu, Senin (31/12) malam.


dikutip oleh Ical/bugis@sctvnews.com dari www.tribun-timur.com

Sebagai Ketua Umum dan Manajer Umum; Tolak Tangani PSM Tahun 2008; Ingin Konsentrasi di Pemerintahan; Tetap Pertahankan Formasi Pemain Lokal-Asing; Hanya Dua Pemain Asing yang Dipertahankan

Makassar, Tribun -

Ketua Umum DPD Partai Golkar Makassar ini beralasan, selama ini, waktu, energi, dan pikirannya lebih banyak mengurusi pemerintahan dalam kapasitasnya sebagai wali kota.
Karena itulah, ia mengaku kurang maksimal mengatur dan mengurusi tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur itu.
"Saya harus akui bahwa urusan pemerintahan membuat saya tidak bisa terlalu fokus mengurusi PSM," katanya.
Tapi, lanjutnya, keputusannya untuk mundur bukan karena ia tidak bertanggung jawab atas kegagalan PSM melaju ke babak delapan besar.
"PSM memang sudah gagal ke babak berikutnya. Tapi saya tidak ingin langsung meninggalkan PSM begitu saja. Saya ingin semuanya beres dulu baru melepaskan jabatan," katanya.
Secara menyakitkan, PSM gagal melangkah ke babak delapan besar LDI XIII setelah ditaklukkan Persiba Balikpapan 1-3 dalam laga terakhir yang menentukan di Stadion Persiba, Balikpapan, Kaltim, Minggu (31/12).
Ilham mengaku akan fokus mencarikan uang untuk PSM. Sementara urusan manajemen dan teknis tim akan ia upayakan untuk mencarikan orang-orang yang bisa konsentrasi penuh mengurusi PSM.
Menurutnya, akan sulit juga bagi PSM jika tidak ada kekuatan (kekuasaan) sebagai back up terhadap tim.
Karena itu ia akan fokus membantu mencarikan dana untuk PSM di pemerintahan.
"Tapi soal tim saya serahkan pada orang yang betul-betul bisa sepenuhnya mengurusi PSM. Bukan orang yang waktunya terbagi-bagi, seperti saya dan orang-orang (manajer) sebelum saya," lanjutnya.
Sayangnya, Ilham belum bersedia menyebut siapa-siapa saja yang digadang-gadang untuk menangani PSM di musim mendatang.

Terburuk
Kegagalan PSM di LDI XIII termasuk terburuk dalam 12 tahun terakhir. Apalagi, dari seluruh kontestan LDI dari seluruh Indonesia, hanya PSM yang betul-betul memperlihatkan konsistensinya sebagai tim papan atas.
Tak satu pun klub di Indonesia yang memperlihatkan konsistensi sebagai klub elite seperti yang ditorehkan Ayam Jantan dari Timur.
Di Ligina, sudah biasa, pemegang juara Ligina tiba-tiba terdegradasi di musim berikutnya. Sebut saja PSIS Semarang, juara Ligina V, terdegradasi Ligina VI atau Persebaya Surabaya (juara Ligina IX, terdegradasi di Ligina X).
Tapi, itu tidak berlaku bagi PSM. Kecuali Ligina I dan Ligina V, PSM bisa disamakan dengan tim-tim elite klub Eropa yang dari musim ke musim selalu bertengger di papan atas.
Prestasinya mencengangkan. Klub tertua di Indonesia ini pernah sekali juara (Ligina VI), runner up (empat kali), semifinalis (satu kali), dan lolos delapan besar (dua kali).
Wajar, jika perasaan sesak dan kecewa dirasakan puluhan ribu suporter begitu mengetahui PSM gagal di musim ini.
Penyebab Gagal
Dalam wawancara yang berlangsung sekitar 30 menit sebelum acara zikir tahun baru di rumah jabatan wali kota, Ilham juga banyak bercerita soal persoalan-persoalan di balik kegagalan PSM.
Sayangnya, Ilham minta beberapa pernyataannya soal ini off the record.
Musim depan, lanjutnya, komitmennya untuk memberdayakan pemain-pemain lokal putra daerah tidak berubah meskipun ia tidak lagi menjabat sebagai manajer dan ketua umum. Skuad PSM hanya akan terdiri dari pemain lokal dan pemain asing saja.
Sementara untuk pemain asing, Ilham berencana membatasi hanya tiga pemain asing di musim mendatang demi efisiensi dana.
"Selama ini kan tidak efektif menggunakan lima pemain asing. Tidak efektif dalam artian kesempatan bagi pemain lokal untuk tampil sangat kecil," katanya.
Makanya, supaya komitmen untuk memberikan kesempatan kepada pemain lokal untuk lebih banyak tampil, kita akan hanya menggunakan tiga pemain asing saja.
Yang kemungkinan berubah dari pemain lokal, lanjutnya, adalah kembali merekrut beberapa pemain terbaik dan potensial jebolan tim Pra-Ligina IV untuk menggeser pemain yang di musim ini tidak menunjukkan prestasi yang maksimal.
"Tapi bisa juga mereka yang sudah bagus, kita berikan kesempatan atau kita jual untuk berkiprah di klub-klub luar," tandasnya.
Pemain Senior
Sedangkan untuk pemain senior seperti Syamsul Haeruddin, Irsyad Aras, Samsidar, dan Ahmad Amiruddin, secara khusus Ilham meminta mereka untuk tidak tergiur dulu dengan tawaran klub-klub lain.
Ilham meminta Syamsul cs tetap bertahan bersama PSM karena mereka merupakan roh PSM yang masih sulit dicarikan penggantinya.
Apalagi, mereka merupakan panutan dan motivator terhadap pemain-pemain muda untuk meningkatkan kemampuannya.
Posisi Rudi
Lebih jauh Ilham juga mengemukakan posisi Radoy "Rudi" Minkovski sulit untuk dipertahankan.
Selain karena kontrak Rudi memang sudah selesai seiring dengan kandasnya PSM berkiprah di babak delapan besar, pemain asal Bulgaria itu dirasakan memang kurang sreg oleh pemain-pemain PSM.
"Sulit mempertahankan Rudi. Banyak kalangan termasuk pemain-pemain kurang sreg dengannya," katanya.
Ilham berjanji akan mencarikan pelatih yang tepat bagi PSM sebelum ia menanggalkan dua jabatannya itu.
Pulang Lesu
Sementara, rombongan PSM mendarat kembali di Bandara Hasanuddin, Makassar, kemarin.
Beberapa pemain terlihat masih belum bisa melupakan kegagalan mereka lolos di delapan besar.
Kelesuan masih terasa saat rombongan mulai meninggalkan Hotel Benakutai, Balikpapan, Kaltim.
Pemain PSM seperti tidak menikmati hidangan makan siang yang disediakan pihak hotel sebelum berangkat ke Bandara Sepinggan, Balikpapan. Bahkan kapten PSM Makassar, Syamsul mengaku sama sekali tidak tidur sejak kekalahan atas Persiba Balikpapan.
"Saya belum pernah tidur sampai sekarang (kemarin). Kegagalan ini saya pikirkan terus. Saya seperti tidak percaya tim ini gagal total," kata Syamsul.
Rombongan meninggalkan hotel pukul 14.00 wita dengan menggunakan bus. Mereka tiba di bandara setengah jam kemudian.
Sesampai di bandara suasana agak cair karena dihibur oleh beberapa suporter yang mengikuti rombongan tim.
Saat di ruang tunggu Bandara Sepinggan, para pemain duduk santai dengan cerita. Terlihat sedikit canda antarmereka sambil menceritakan tentang kejadian-kejadian selama mereka tur ke Bumi Borneo.
"Memang tergambar suasana canda dan tawa antarpemain. Tapi raut muka mereka tidak bisa dibohongi tetap sedih. Ini karena kami semua orang Makassar yang masih punya rasa pacce," kata Syamsul dengan suara serak.
Rombongan kemudian meninggalkan bandara pukul 15.15 wita. Mereka terbang ke Makassar dengan menggunakan pesawat milik Garuda. Mereka tiba di Makassar pukul 16.00 wita.